Pertanyaan : (Fitria Ummu Andre di Bengkulu)
“Suami saya berzina dan dia mengatakan bahwa dirinya sudah bertobat. Apa yang sebaiknya saya lakukan? Selama 16 tahun pernikahan kami, sebenarnya tidak pernah terjadi kedzaliman. Suami saya selalu bertanggung jawab dalam urusan dunia dengan baik. Namun, suami saya adalah tipe orang yang sangat logis, sehingga sulit bagi saya untuk mengajaknya lebih mendekatkan diri kepada Allah. Mohon nasihatnya, Ustadz. Jazakumullah khairan.”
Ustadz Menjawab :
Bismillah, tentu saja terkait perbuatan zina ini harus ada bukti yang kuat. Jika memang dia mengakui dan sudah bertobat, semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menerima tobatnya. Perlu diketahui bahwa pelaku zina yang sudah menikah dan sudah berhubungan badan dengan istrinya yang sah, hukumannya sangat berat, yaitu hukum rajam. Pelaku akan digali tanah, kemudian dilempari batu hingga meninggal. Batunya tidak boleh terlalu besar sehingga menyebabkan kematian langsung, namun juga tidak boleh terlalu kecil sehingga proses kematian menjadi terlalu lama dan menyakitkan. Ini adalah hukuman bagi pelaku zina yang sudah menikah dan berhubungan dengan istri yang sah. Hukuman ini sangat berat dan berbahaya. Namun, penerapannya harus dilakukan oleh pemerintah, bukan individu atau perorangan.
Jika dia benar-benar sudah bertobat, semoga Allah menerima tobatnya. Zina adalah dosa yang sangat besar, dan dia harus benar-benar berhati-hati agar tidak terjatuh kembali ke dalam perbuatan tersebut. Sebagai istri, perlu introspeksi juga, karena mungkin ada kekurangan dalam melayani suami, seperti kurang berhias atau tidak selalu siap ketika suami membutuhkan. Seorang suami yang normal tentu memiliki kebutuhan fisik yang sering. Oleh karena itu, istri perlu memahami hal ini. Jika memang satu istri tidak cukup, dan suami mampu, maka dia diperbolehkan menikah lagi hingga empat istri, daripada jatuh ke dalam perbuatan zina. Poligami adalah solusi yang lebih baik jika memang suami mampu dan bertanggung jawab.
Dari pertanyaan ini, suami disebutkan bertanggung jawab dalam urusan dunia, yang menunjukkan ada sisi kebaikan dalam dirinya. Sebagai istri, penting untuk terus mendoakannya, memutar kajian-kajian di rumah, meskipun suami tidak mendengarkan langsung. Setidaknya, televisi atau media lain bisa memutarkan Al-Qur’an atau nasihat dari para ustadz. Istri juga perlu menunjukkan rasa cinta kepada suaminya, misalnya dengan bangun tengah malam untuk mendoakan suami atau mengajaknya salat malam, meskipun hanya satu rakaat. Terus ajak suami ke masjid, karena salat adalah ibadah yang mencegah perbuatan keji dan mungkar. Semoga suami bisa menjaga salatnya dan ibadahnya, serta semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala mengampuni dosa besarnya.
Akhirnya, semoga rumah tangga mereka menjadi semakin baik, semakin langgeng. Istri juga perlu introspeksi agar tidak kurang dalam melayani suami, sehingga suami tidak mencari di luar. Barakallah fikum, semoga nasihat ini bermanfaat.
Jawaban dalam bentuk video dapat anda saksikan dengan klik link ini.